Rabu, 03 April 2024

Player Win You Two (Cerpen Misteri)

Player Win You Two (Cerpen Misteri)

Pagi hari yang cerah seketika berubah menjadi pagi yang penuh sengsara. Orang-orang berteriak kencang "Pembunuh" ke arah Richard. Richard dengan raut kebingungan, tak sempat bertanya, "Ada apa?".

Tatapan keji dan kedua tangan terborgol seolah menjadi jawaban pertanyaan Richard.

Tangan Richard, terdapat bekas darah yang sudah cukup mengering. Di atas sofa miliknya, ditemukan pisau khas anggota pembunuh gangster mafia.

Sidik jari dan segala bukti forensik digital seakan tak punya opsi lain selain menunjuk Richard sebagai tersangka pembunuhan 100 orang.

Kondisi belingsatan Richard terus berlanjut dalam perjalanan menuju kantor polisi. Termanggu sebentar, Richard coba berpikir tentang apa yang sebenarnya terjadi. Seingat Richard, ia hanyalah tunakarya tanpa teman apalagi musuh.

Yang ia punya, hanyalah game Player Win You Two yang ia download saat kemarin sore.

Permainan online yang ia download dari dunia hitam internet. Tanpa tahu marabahaya yang menghampiri, Richard memilih acuh tak acuh.

Hanya makan dan tidur, dunia akan terasa baik-baik saja, dan memang itulah solusi terbaik Richard untuk tiap ihwal yang akan dan sedang datang.

Lonjakan mobil mengagetkan lamunan Richard. Ia langsung dihampiri persoalan kilat "Apa motif hal keji ini?" dari polisi. Seakan sudah tahu jawaban jujur takkan menolong, ia pasrah untuk kembali dipukul dan didekap polisi berbadan tegap.

Tiga hari sebelum penangkapan, Richard mendengar desas desus game Player Win You Two dari grup chat online-nya di ChatText.

Tetiba, datang sebuah pesan dari teman online anonymous yang berupaya matian-matian agar Richard tak memainkan game itu terlebih menyetujui Terms & Condition.

Richard tertawa kecil, dan mengatakan bahwa nganggur memang bisa buat orang stres. Mustahil sebuah game akan jadi kenyataan.

Pembicaraan mereka terhenti, ketika layar chat anonymous tersebut selalu mengirimkan xwezfddd tanpa henti. Tak mau berprasangka buruk, Richard mengabaikan rasa was-wasnya dan membiarkan anonymous begitu saja.

Beruntung, kesialan Richard tidak datang di hari itu.

Dua hari sebelum penangkapan, Richard yang memang terlalu banyak waktu luang, terpincut untuk memainkan Player Win You Two.

Saat ia membuka laman chat media sosialnya, ia melihat status ganjil anonymous yang semalaman memperingatkannya. Anonymous itu selalu dalam status typing tanpa pernah mengirimkan satu kata pun.

Risau dan gunda gulana mengingatkan tuturan anonymous sebelumnya. Akan tetapi, memang sudah suratan takdir bakalan sial, Richard akhirnya juga sudah men-download game tersebut.

Hari berikutnya, ia akhirnya meng-install game tersebut. Dan memang ada yang aneh dengan Terms & Condition game online tersebut. Ia gunakan patois rumit yang hanya bisa dimengerti oleh orang yang kuasai paleografi.

Tidak hanya itu, notifikasi tersebut tak sediakan opsi lain, selain Accept. Daripada mati penasaran, ia dengan banter menekan tombol enter tanda setuju. Ia memainkan game tersebut tepat pada pukul 4 sore.

Dan baru 30 menit bermain, matahari sudah tak lagi sinari celah-celah misteri di kamar 1046 milik Richard. Matahari kembali pada habitatnya, untuk kemudian hari menjadi satu-satunya pencerah di hari penangkapan Richard.

Sama seperti di game, waktu di dunia nyata juga sudah malam. Mungkin saja ini efek neurotransmitter di otaknya yang galibnya dopamin game hingga lupa waktu.

Di dalam game ini, Richard bermain sebagai pelempar pisau dari anggota mafia Rusia dengan tugas membunuh 100 klien. Tak acuh dengan mangsanya, Richard selalu sukses jalankan misinya di game.

Puzzle teka-teki besar ini kemudian menyadarkan Richard di dalam mobil polisi. Ia menyadari bahwa game ini akan buat player-nya terhubung. Segala cara dilakukan untuk mewartakan fenomena tak logis ini.

Segala upaya yang dilakukan itu, akhirnya melunakkan kasus Richard, untuk lebih dulu alami pemeriksaan kejiwaan. Psikiater yang menanganinya mengatakan bahwa Richard menderita delusional persistent disorder.

Ini adalah kasus ke-20 yang ditangani psikiater berkaitan dengan game Player Win You Two.

Penasaran seperti apa game tersebut, psikiater membawa temannya yang ahli epigraf untuk membaca Terms & Condition game tersebut. Ia sedang ingin buktikan bahwa Richard dan 19 orang lainnya, hanya alami halusinasi.

Penyelidikan data di kamar Richard berhasil mengarahkan psikiater dan temannya akan link download game Player Win You Two.

Layaknya Robin dalam tokoh anime, ahli epigraf itu membaca tiap detail Terms & Condition. Ia terkejut bukan main, karena Terms & Condition itu menyebut nama temannya dan juga dia. Dan alangkah merindingnya ahli epigraf tersebut, ketika ia mengetahui misinya.

Psikiater bertanya padanya tentang misi menyeramkan itu. Psikiater dan ahli epigraf itu, bertugas sebagai time traveler untuk menyelamatkan Richard

Situasi awal yang menempatkan mereka di ruangan ahli epigraf, seketika memisahkan mereka kembali ke rumah masing-masing, tepat 3 hari sebelum penangkapan Richard.

Tanpa pikir panjang, melalui data-data penyelidikan, psikiater temukan akun sosial Richard, di ChatText. Tetapi, koneksi internet seolah bersekongkol dengan takdir yang seyogyanya terjadi.

Berulang kali psikiater itu berusaha me-restart router-nya dan selalu gagal.

Di meja, handphone psikiater itu berdering, dan lihatlah bahwa ada pesan yang masuk. Rupaya itu dari ahli epigraf temannya. Ia beritau psikiater tersebut untuk cepat memberitahu Richard.

Waktu yang tersedia, terbatas 5 menit saja, dimulai dari jam 08.00.

Waktu di jam tangan 08.02, sisa 3 menit. Di sisa waktu itu, koneksi kembali. Dengan cepat psikiater tersebut memberitahu Richard di ChatText dengan nama akun anonymous.

Hanya sempat beritahu Terms & Conditions, kepala psikiater itu kemudian berulang kali menghantam keyboard.

For Your Information

Cerpen ini sudah pernah diterbitkan bersamaan dengan 49 cerpen lainnya, dalam buku antologi cerpen berjudul, Dua Bukan Sekedar Deretan Angka tahun 2021. Buku antologi cerpen ini diterbitkan oleh CV. Pro Kreatif, penerbit buku yang berasal dari Medan, Sumatera Utara.

Gimana, kamu suka dengan cerpen mimin ini?. Bikin bingung?.

Mimin sendiri mengakui bahwa cerpen ini memang punya banyak plot hole, terlebih pada pertanyaan siapa yang memukul kepala psikiater tersebut. Jika psikiater itu tewas, lalu dengan siapa nantinya Richard akan ketemu?.

Entahlah, hanya mimin yang tahu.

Ya, cerpen ini mimin buat untuk mengikuti lomba cerpen saat itu, yang diadakan oleh CV. Pro Kreatif.

Ingin dapatkan cerita pendek menarik lainnya, silahkan ikuti terus blog mimin ini ya.

Posting Komentar